Friday, February 24, 2012

Cintamu, Sejauh Apa?

Posted by Miss A at 2:18 PM 0 comments
Danya menatap jari manisnya. Ada cincin perak yang melingkar disitu, yang belum dilepasnya. Digesernya sedikit pun tidak. Ia mengangkat tangannya ke arah jendela. Sinar matahari diluar menciptakan bias dari sela jari jemarinya. Seolah ingin meraih matahari, jemarinya bergerak perlahan. Bias-bias matahari kemudian menimbulkan bayangan-bayangan yang bergerak di tembok kamarnya. 

Danya bangkit, terduduk diatas kasurnya yang berantakan. Sejak pagi tadi, ia tak bergerak keluar kamar, tak peduli berapa kali Ibu berusaha membujuknya. Selimut putihnya jatuh terjuntai dari atas kasur, sebagian menutupi lantai kayu kecoklatan di kamar. 

Ia termenung, mengingat-ingat kejadian semalam. Hatinya mencelos. Kepalanya terasa sakit. Dibaringkannya tubuhnya lagi di kasur. Meringkuk, ia memeluk lututnya sendiri dengan gemetar. Ia kehabisan tenaga bahkan walau tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia kehabisan semua kekuatannya bahkan walau ia tak melakukan apapun sejak bangun tidur tadi.



Tunggu. Bangun tidur? Bangun dari tidur? Danya bahkan tidak benar-benar tidur semalam. Ia terjaga hingga saat ini, dengan airmata yang mengering di pipinya. Sedikit noda dari maskaranya yang luntur karena tangisnya bahkan mengotori bagian dada kebaya putihnya. Kebaya putih untuk acara semalam, andai saja Bagas tidak dengan tiba-tiba membatalkan pernikahan mereka, begitu saja, tanpa alasan, di detik-detik terakhir sebelum Danya melangkahkan kaki ke dalam gereja. 

Danya memejamkan matanya, berusaha untuk tidur. Berharap nanti ketika ia bangun, pernikahannya yang batal ini, hanyalah mimpi.

Sunday, February 19, 2012

Heartbeat

Posted by Miss A at 7:06 PM 0 comments
Niki menyandarkan punggungnya di meja bar tersebut. Pria yang berdiri tepat di seberangnya balas menatapnya. Bahkan dalam cahaya yang remang, Niki merasa ada yang berbeda dari pandangan pria tersebut. Ditutupnya pembicaraannya dengan Rafael di telpon, dan tangannya meraih segelas minuman di meja. Gelas yang sudah lebih dulu merasakan manisnya bibir Niki malam ini, meninggalkan sedikit jejak samar dari lipstik merahnya. Pria itu, bisa jadi yang berikutnya, batin Niki.


Irfan mengedipkan matanya beberapa kali. Ia mungkin sudah sering bertemu dengan wanita-wanita cantik sepanjang umur hidupnya. Profesinya sebagai pengacara muda yang cukup sukses dan terkenal membawanya berkenalan dengan banyak makhluk turunan Hawa yang memesona. Tapi wanita didepannya ini, berbeda. Getaran terasa didada Irfan. Ia lihat wanita itu mengakhiri obrolan di telpon genggamnya. Pasti baru saja menelpon pacarnya karena Irfan sedikit mendengar obrolan tersebut dan ia tahu pasti nada-nada pembicaraan antar teman atau dengan kekasih tersebut. Tetiba saja Irfan ingin mendengar suara wanita itu lagi, lebih dekat.


Niki menarik nafas perlahan, menghelanya. Ia sibuk menenangkan dirinya sendiri, tapi detak jantungnya bukanlah hal yang mudah diajak bekerjasama. Degupannya bahkan lebih kencang daripada suara nafas Niki yang terhembus lewat hidungnya. Pria di bar seberangnya itu bertingkah seolah-olah datang sendiri, terlihat dari caranya yang berdiri agak jauh dari wanita berbaju ungu yang duduk membelakangi Niki. Namun sekilas tadi Niki melihat mereka datang bergenggaman tangan. Niki menyesap minumannya lagi. Ia yakin ia menginginkan pria itu juga menggenggam tangannya.


Irfan melangkah maju mendekati Niki. Keinginannya untuk mendengar suara Niki begitu kuat sehingga ia tak bisa perduli lagi pada hal lain selain gadis berbaju merah dengan rambut hitam panjang yang kini ada disampingnya itu. Irfan berdiri tepat disamping Niki, sibuk menyamarkan suara detak jantungnya dengan memesan minuman kepada sang bartender. Ia kemudian menoleh dan mengulurkan tangannya ke Niki.


Niki terkejut saat pria tersebut tiba-tiba dengan santai melangkah ke arahnya, memesan minuman dan kali ini mengulurkan tangannya ke depan Niki.


"Irfan," Niki akhirnya mendengar suara pria itu. Suara yang sempurna, batinnya, kemudian membalas uluran tangan Irfan.


"Nikita," jawabnya sambil merasakan tangan Irfan yang akhirnya menggenggamnya.


Sesaat hening tercipta. Sunyinya menguar di udara, serasa memelankan waktu yang berjarak di antara mereka.

Mereka bertatapan. Sentuhan sederhana mereka tadi membuat Irfan dan Niki tiba-tiba saja dapat mendengar detak jantung masing-masing. Tatapan Irfan menghanyutkan, dan Niki jatuh kedalamnya. Mereka bergenggaman tangan, melangkah penuh arti, menuju tempat dimana yang ada hanya mereka berdua.



*iseng liat video klipnya Enrique Iglesias dan Nicole Scherzinger yang berjudul Heartbeat, eh, malah jadi nulis FF ini.. FF 17+ ini mah. Hehehehe.. Maapkeun kalo tidak sepenuhnya terasa seperti yang diharapkan, masih belajar sih.. Comment? Yes, please :)

Monday, February 13, 2012

#BauNyale 2012

Posted by Miss A at 4:30 PM 2 comments
Kami datang, Putri.
Untukmu.
Diterangi bulan separuh, langkah kami ayun.
Diterangi bulan separuh, tangan bergenggaman.
Diterangi bulan separuh.

Kami datang, Putri.
Dari deburan ombak yang bergemuruh, panggilanmu terdengar.
Dari sinar-sinar kecil bintang yang menjaga jarak, tatapanmu menggoda menarik.

Aku mendengarmu, Putri.
Kesepian?
Ataukah rindu?
Dalam pelukan-pelukan tersamar.
Di genggaman-genggaman yang disembunyikan, kami menantimu.

Dalam gelap, aku menunggu.

Kemudian engkau datang, Putri.
Sentuhanmu membasahi kami.
Tatapanmu berkilauan di seluruh sudut pantai.
Dalam gelap, seluruh kata-kata melayang, memenuhi udara.
Kau datang, Putri.

Rengkuhlah kami dalam kebersamaan itu.
Rindu kami, usaplah.
Kami dendangkan mantra-mantra untukmu.
Kami bunyikan gending-gending, menembus udara dingin malam.
Kami percikkan api di langit, menyemburkan pendar-pendarnya.
Untukmu.
Hingga kau menyerah di tangan kami, Mandalika.




* Putri Mandalika, The Story, from http://fahrurozi.wordpress.com/2008/06/10/putri-mandalika/
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di pantai Selatan Pulau Lombok, berdiri sebuah kerajaan yang bernama Tunjung Bitu. Kerajaan tersebut diperintah oleh seorang Raja yang bernama Raja Tonjang Beru dengan permaisurinya, Dewi Seranting. Tonjang Beru adalah seorang raja yang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya hidup makmur, aman dan sentosa. Mereka sangat bangga mempunyai raja yang arif dan bijaksana itu. Raja Tonjang Beru memiliki seorang Putri yang cantik jelita, cerdas dan bijaksana, namanya Putri Mandalika. Di samping cantik dan cerdas, Putri Mandalika juga terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya sangat lembut. Seluruh rakyat negeri sangat sayang terhadap sang Putri.
Kecantikan dan keelokan perangai Putri Mandalika sudah tersohor ke berbagai negeri, bahkan sampai ke negeri seberang. Para pangeran dari berbagai kerajaan juga telah mendengar berita tersebut. Setiap pangeran yang melihat kecantikan dan keanggunan sang Putri menjadi mabuk kepayang. Seakan telah terjadwalkan, para pangeran tersebut datang secara bergantian untuk melamar sang Putri.
Suatu keanehan pada diri Putri Mandalika. Setiap pangeran yang datang melamarnya, tak satu pun yang ia tolak. Namun, para pangeran tersebut tidak menerima jika sang Putri diperistri oleh banyak pangeran. Maka mereka pun bersepakat untuk mengadu keberuntungan melalui peperangan. Siapa yang menang dalam peperangan itu, maka dialah yang berhak memperistri sang Putri.
Suatu hari, berita tentang akan terjadinya peperangan antara beberapa kerajaan sampai pula ke telinga Raja Tonjang Beru. Sang Raja segera memanggil putrinya untuk membicarakan masalah tersebut. “Wahai, Putriku! Ayahanda mendengar bahwa di negeri ini akan terjadi malapetaka besar. Seluruh pangeran yang pernah datang melamarmu akan mengadakan perang. Mereka bersepakat, siapa yang menang dalam perang itu, dialah yang akan menjadi suamimu,” kata sang Raja kepada putrinya.
“Putri sudah mendengar berita itu, Ayahanda,” jawab sang Putri dengan tenang. “Lalu, apa yang akan kita lakukan agar pertumpahan darah itu tidak terjadi?” tanya sang Raja khawatir. “Maafkan Putri, Ayahanda! Ini semua salah Putri, karena telah menerima semua lamaran mereka. Jika Ayahanda berkenan, izinkanlah Putri yang menyelesaikan masalah ini,” pinta sang Putri. “Baiklah, Putriku!” jawab sang Raja penuh keyakinan.
Setelah berpikir sehari-semalam, sang Putri pun menemukan jalan keluarnya. Pada awalnya, sang Putri berniat memilih salah satu dari puluhan pangeran yang melamarnya sebagai suaminya. Namun, niatnya itu ia batalkan setelah memikirkan resikonya. Jika ia memilih satu di antara beberapa pangeran sebagai suaminya, tentu pangeran yang lainnya merasa iri. Hal ini tentu akan menimbulkan pertumpahan darah. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi sang Putri. Ia pun memutuskan untuk mengorbankan jiwa dan raganya. Tekadnya tersebut sudah tidak bisa ditawar lagi. Ia sudah siap merelakan jiwanya demi menghindari terjadinya peperangan yang akan memakan korban yang lebih banyak.
Namun, sebelum melaksanakan niatnya, sang Putri harus melakukan semedi terlebih dahulu. Dalam semedinya, ia mendapat wangsit agar mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20, bulan 10 penanggalan Sasak), bertempat di Pantai Seger Kuta, Lombok Tengah. Semua pangeran yang diundang harus disertai oleh seluruh rakyatnya masing-masing. Mereka harus datang ke tempat itu sebelum matahari memancarkan sinarnya di ufuk Timur.
Hari yang telah ditentukan tiba. Tampaklah pemandangan yang sangat menarik. Para undangan dari berbagai negeri berbondong-bondong datang ke pantai Seger Kuta. Orang yang datang ribuan jumlahnya. Pantai Seger Kuta bak gula yang dikerumuni semut. Bahkan, banyak undangan yang datang dua hari sebelum hari yang ditentukan oleh sang Putri tiba. Mulai dari anak-anak hingga kakek-nenek datang memenuhi undangan sang Putri di tempat itu. Rupanya mereka sudah tidak sabaran ingin menyaksikan bagaimana sang Putri yang cantik jelita itu menentukan pilihannya.
Pantai Seger Kuta sudah penuh sesak oleh para undangan. Tak berapa lama, sang Putri yang sudah tersohor kecantikannya itu pun tiba di tempat dengan diusung menggunakan usungan yang berlapiskan emas. Seluruh undangan serentak memberi hormat kepada sang Putri yang didampingi oleh Ayahanda dan Ibundanya serta sejumlah pengawal kerajaan. Suasana yang tadinya hiruk-pikuk berubah menjadi tenang. Seluruh pasang mata yang hadir tercengang kecantikan wajah sang Putri. Tubuhnya yang dibungkus oleh gaun sutra yang sangat halus itu, menambah keanggunan dan keelokan sang Putri. Para pangeran sudah tidak sabar lagi menanti keputusan dari sang Putri. Masing-masing berharap dirinyalah yang akan dipilih sang Putri. Suasana semakin tegang. Jantung para pangeran berdetak kencang seakan-akan mau copot.
Tidak berapa lama, sang Putri melangkah beberapa kali, lalu berhenti di onggokan batu, membelakangi laut lepas. Di tempat ia berdiri, Putri Mandalika kemudian menebarkan pandangannya ke seluruh undangan yang jumlahnya ribuan itu. Rasa penasaran para hadirin semakin memuncak. Mereka semakin tidak sabaran ingin mendengarkan kata demi kata keluar dari mulut sang Putri yang menyebutkan salah satu nama dari puluhan pangeran yang ada di tempat itu sebagai pilihan hatinya.
Setelah pandangannya merata ke arah para undangan yang hadir, sang Putri pun berbicara untuk mengumumkan keputusannya dengan suara lantang dengan berseru, “Wahai, Ayahanda dan Ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai! Setelah aku pikirkan dengan matang, aku memutuskan bahwa diriku untuk kalian semua. Aku tidak dapat memilih satu di antara banyak pangeran. Diriku telah ditakdirkan menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di permukaan laut.”
Mendengar keputusan sang Putri tersebut, para hadirin tersentak kaget, termasuk Ayahanda dan Ibundanya, karena sang Putri tidak pernah memberitahukan keputusannya itu kepada kedua orang tuanya. Belum sempat Ayahanda dan Ibundanya berkata-kata, tiba-tiba sang Putri menceburkan diri ke dalam laut dan langsung ditelan gelombang. Bersamaan dengan itu pula, angin bertiup kencang, kilat dan petir pun menggelegar. Suasana di pantai itu menjadi kacau-balau. Suara teriakan terdengar di mana-mana. Sesekali terdengar suara pekikan minta tolong. Namun, suasana itu berlangsung tidak lama.
Sesaat kemudian, suasana kembali tenang. Para undangan segera mencari sang Putri di tempat di mana ia menceburkan diri. Tidak ada tanda-tanda keberadaan sang Putri di tempat itu. Ia menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Tak lama kemudian, tiba-tiba bermunculan binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak dari dasar laut. Binatang yang berbentuk cacing laut itu memiliki warna yang sangat indah, perpaduan warna putih, hitam, hijau, kuning dan coklat. Binatang itu disebut dengan Nyale.
Seluruh masyarakat yang menyaksiksan peristiwa itu meyakini bahwa Nyale tersebut adalah jelmaan Putri Mandalika. Sesuai pesan sang Putri, mereka pun beramai-ramai dan berlomba-lomba mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sebagai tanda cinta kasih kepada sang Putri. 





**Oke, jadi akhirnya untuk pertama kali, saya dapat juga kesempatan untuk ikut menyaksikan Festival Bau Nyale tahun ini. Dan, oh my God, I'm amazed by you, Princess. Melihat tebing yang berdiri tinggi tempat si Putri (diceritakan) meloncat dan menceburkan diri itu bikin saya rasanya ingin segera mengenakan gaun putih dan juga ikut menceburkan diri ke laut. Magical! Rasanya seperti tersihir.. Cantik, dan indah. It's a magic, fairytale, Mandalika..


Saturday, February 11, 2012

Karena Setiap Orang Punya Sisi Antagonisnya, Bahkan Seseorang Yang Sangat Mencintaimu..

Posted by Miss A at 1:35 PM 4 comments
Tidak ada make-up di wajah Naina malam itu. Ia biarkan wajahnya tidak dibedaki, tidak dironakan pemerah pipi. Juga, ia biarkan bibirnya pucat tanpa pulasan lipstik. Matanya sembab, ada lingkaran hitam samar dibawah matanya. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai begitu saja, hanya dipasangi bando untuk menahan poninya yang sudah panjang.
Ia memeriksa lagi isi tasnya malam itu. Memastikan semua barang-barangnya  ada, dan lengkap, kemudian memacu mobilnya meninggalkan rumah.

Jam tujuh malam sudah lewat setengah jam yang lalu saat Naina sampai di pantai itu. Lautan terlihat hitam dan gelap namun langit cerah. Ada banyak bintang yang bersinar diatas sana. Ia berdiri di pinggir pantai, membiarkan angin meniupi tubuhnya. Dingin. Ia baru saja hendak mengeluarkan syalnya saat sebuah suara menyapanya. Suara yang membuatnya sangat terkejut karena pantai begitu senyap. Suara yang memanggil namanya.

Naina menoleh dan melihat Bima berdiri dibelakangnya. Dengan kaus cokelat, dan celana jins. Rambutnya basah. Mungkin dia baru selesai mandi. Bima menatapnya namun Naina tidak tersenyum. Ia keluarkan sesuatu dari tasnya. Bukan syal, melainkan sebotol air. Naina membuka botolnya, meneguknya sedikit dan menyiramkan air itu tiba-tiba ke arah muka Bima.

"Hei, apa-apaan ini, Naina?!" seru Bima sambil membersihkan kausnya yang sedikit basah, mengusap-usap wajahnya yang tersiram air. Naina hanya diam tanpa ekspresi. Bima mengangkat kepalanya dan menatap protes ke Naina, dan tiba-tiba saja, sebuah pisau menancap di dadanya.

Pisau yang dipegang Naina menancap di dada kirinya. Bima merasa sesak. Dan sakit. Darah mulai mengucur perlahan.
"Naina, apa.. Apa yang.. Kau.. Lakukan?" kata Bima terbata-bata. Kakinya lemas dan membuatnya berlutut jatuh.

"Dua tahun, aku selalu memberikan yang terbaik untukmu. Selalu berusaha ingin jadi yang baik. Aku melakukan semua usahaku semaksimal mungkin. Meletakkanmu di prioritas pertama, Bima. Aku mencintaimu bahkan lebih dari caraku mencintai diri sendiri," Naina membuka mulut, mengeluarkan kata-katanya dengan pelan dan tenang.
"Dua tahun, aku memujamu, Bima. Tapi kau memperlakukanku seperti sampah. Kau tidak menghargaiku. Menghancurkan hidupku. Mencampakkanku. Sampah ini, adalah aku. Rongsokan ini, adalah aku, yang begitu mencintaimu," lanjut Naina, masih berdiri, hanya memandang dingin ke wajah Bima yang meringis kesakitan. Tangannya berusaha mencabut pisau yang menancap tapi yang ada hanya rasa sakit yang menjadi.
"Bima, ingat aku. Aku lah perempuan sampah yang mencintaimu. Aku lah perempuan yang kau hamili hingga dua kali. Aku yang merasakan sakitnya saat janin-janin itu kita gugurkan. Ingat aku, Bima. Karena jika suatu hari kau memiliki anak perempuan, maka anakmu kukutuk untuk merasakan sakitnya, seperti aku. Merasakan sakitnya disumpah-serapahi olehmu, diperlakukan seperti sampah, dan direnggut harga dirinya,"
Bima mengerang, "Naina.. To.. Long.. Pang.. Gil.. Se.. Se.. O.. Rang.. Se.. Ka.. Rang.."
Naina tersenyum sinis.
"Tidak, aku tidak akan memanggil siapapun, Bima. Aku akan melihatmu terluka dan perlahan-lahan mati,"
Ia letakkan tas tangannya di pasir, menggulung lengan blusnya, dan mulai menyeret tubuh Bima yang terbaring lemah dipasir menuju pantai.
"Naina.. Ja.. Ngan.. La.. Ku.. Kan.." rintih Bima. Naum Naina acuh tak acuh, ia terus menyeret Bima, dan menggulingkan Bima. Air pantai sudah membasahi celananya hingga lutut. Wajah Bima timbul tenggelam. Tangannya menggapai-gapai, entah apa, namun Naina tak berhenti.
"Rasanya sakit, Bima," Naina menggumam. Pahanya sudah mulai basah, ia berjalan semakin dalam ke pantai, mendorong Bima yang kali ini berusaha menggapai tangannya. Naina menepis tangan Bima, dan menceburkan kepala Bima ke dalam air. Bima memberontak. Air pantai berkecipak.

Tangan Naina basah menahan kepala Bima agar terus berada dibawah air, lunturan darahnya tergenang di air pantai. Sejurus kemudian, air hanya berkecipak kecil. Bima sudah tidak melakukan perlawanan, tubuhnya mengambang. Menjauh sedikit demi sedikit, terombang-ambing ombak.

"Ah, my special one.. You're so special for me.." Naina menggumam sendiri sambil melangkah meninggalkan pantai. Ia raih tasnya, menyampirkannya ke lengannya yang basah. Berjalan sedikit berat karena kakinya yang basah lengket di pasir, Naina tersenyum kecil. 

Ia memasukkan kunci ke lubangnya, menstarter mobilnya, dan sedikit memicing melihat Hyundai Gets hitam milik Bima diparkir dekat mobilnya. Naina memasukkan cd kompilasi lagu-lagu cinta ke dalam player mobil dan bersenandung, kemudian tancap gas. Meninggalkan mobil yang dulu sering digunakan Bima untuk menjemputnya kencan. Ia meninggalkan Bima tenggelam di pantai yang sepi dan gelap itu. Naina meninggalkan rasa sakitnya malam itu dan tersenyum ringan. Memacu mobil dengan tenang, membelah jalanan malam.


Happy Saturday, bloggers! This is my another FF from my day off yesterday.. Ingat, ini 100% fiksi. Hehehe.. Hope you enjoy the story, share me your comment ya :)

Thursday, February 9, 2012

Saida..

Posted by Miss A at 2:59 PM 2 comments
Saida terduduk lemas di kursi panjang di koridor rumah sakit tersebut. Lututnya serasa lemas tak bertulang. Perutnya bergejolak hebat. Rasanya ia ingin memuntahkan semua isi perutnya. Kepalanya pening, berkunang-kunang. Ia harus memegang kursi tersebut dengan erat jika tak ingin jatuh tergeletak di lantai.

Di kamar itu, Saida melihat sosoknya. Sosok yang selalu tersenyum untuknya. Sosok yang dengan semangat berseru "Saida pasti bisa!" ketika Saida berniat untuk menyerah. Sosok di kamar itu adalah lelaki yang mengecup bibirnya di sebuah senja di pantai. Lelaki yang juga sering memeluknya dan menghapus airmatanya.

Terbaring kaku, sosok itu adalah seorang lelaki yang Saida kenali bernama Harris Darmawan. Terbujur berlumuran darah di kamar mayat, lelaki itu juga Saida kenali sebagai ayah dari anak yang ada di dalam kandungannya sekarang.


Heyho, another Flash Fiction from me today. 100% fiksi. Jika ada kesamaan nama tokoh atau cerita, sama sekali tidak disengaja. Enjoy :)

Wednesday, February 8, 2012

Eva, Namanya..

Posted by Miss A at 2:08 PM 4 comments
Namanya Eva. Perempuan dengan potongan rambut pendek itu adalah teman baikku selama 5 tahun belakangan ini. Pertemuan pertama kami terjadi di sebuah Distro. Salah seorang teman mengenalkan kami. Dan kami dengan mudahnya akrab, seolah-olah sudah mengenal sejak dulu.
Namanya Eva. Dia bekerja di bagian ticketing sebuah perusahaan airlines, sementara aku bekerja sebagai CS di sebuah perusahaan provider. Sahabatku itu, perempuan yang riang. Ia jarang tampil sedih, atau dengan muka yang bersungut-sungut. Sahabatku itu suka menggambar. Suka musik metal. Kami terkadang bersenandung mendengar beberapa lagu-lagu terbaru bersama.
Namanya Eva. Kami pergi berbelanja bersama, keluar masuk mall dengan tawa. Ia mendengarkan cerita-ceritaku. Aku menyimak cerita-ceritanya. Kami pergi sarapan bersama di taman. Piknik ke pulau-pulau dengan pantai indah, saling meminjamkan baju dan heboh melihat style-style terbaru di majalah fashion favorite kami.
Namanya Eva. Sahabatku itu perempuan yang suka traveling. Ia pergi ke gunung, berlari di pantai, berpiknik di hutan, tersenyum lebar berpose di depan sebuah danau. Perempuan yang terobsesi dengan planet Mars.
Namanya Eva. Sahabatku yang unik itu, kini tengah hamil 2 bulan. Ia menikah dengan Beno, lelaki yang selama ini, diam-diam kucintai.



*PS : Jika ada kesamaan tokoh dan tempat, mohon diingat, bahwa ini hanya fiksi belaka. Terimakasih :)

Sunday, February 5, 2012

Seksi!

Posted by Miss A at 4:57 PM 3 comments
Sore ini, seorang teman di BBM bertanya, hal apa yang membuat saya tergila-gila sama lelaki. Woohoo, tricky. Tapi saya kemudian ingat sama notes saya di FB, 20 juli 2009, yang terinspirasi dari pertemuan saya dengan teman lama, berjenis lelaki. Here's i answer your question :)

"Selama ini kata seksi sering dihubungkan dengan makhluk bernama perempuan atau wanita. Selama ini juga kata seksi sering dihubungkan dengan pakaian minim atau serba terbuka. Nah, dari segi perempuan, saya pengen bilang kalo yang namanya seksi ngga cuma milik perempuan. Cowok, lelaki, atau pria juga bisa banget qta sebut sebagai seorang yang seksi. Bukaaaaaan, bukan yang punya badan hasil fitness Ade Rai-wannabe lho yang saya maksud. Bukan juga cowok yang berprofesi sebagai model atau bahkan stripper. Hehe :)
Ada beberapa hal dari mereka yang seksi, ngga cuma fisik, tapi secara non fisik juga.
Setelah saya ketemu beberapa orang baru berjenis kelamin pria beberapa waktu ini, menurut saya nih ada bagian tubuh mereka yang bisa bikin saya bilang mereka seksi, yaitu tangan.
Coba deh kamu bandingin tangan2 para lelaki yang ada di sekitar kamu. Ada kan tangan2 yang bikin kamu ngerasa yakin kalo tangan itu bisa ngegenggam tangan kamu erat, dan bisa diandalin waktu kamu butuh pegangan? Tangan yang ngga kekar2 banget tapi ngasi kita keyakinan kalo tangan itu cukup kuat, tangan yang bikin kita ngerasa nyaman disentuhnya. That's what i call sexy. Gimanaaaaa gitu ngeliatnya. Rasanya jadi pengen tangan kita digenggam terus.. Hehehe,,
Tapiiiii.... Ada juga kan tangan2 yang biasa aja, atau malah bikin kita ngerasa jijik ngeliatnya karena kotor, ngga keurus. Males banget deh. Jangankan disentuh, ngeliatnya aja udah ilfil. And that is far, far away from what i call sexy.
Bagian lain dari makhluk bernama lelaki yang menurut saya seksi adalah dari cara ketawanya. Tawa mereka untuk hal2 yang lucu, ngga tertawa irit, ngga tertawa ngakak berlebihan. Ngga juga tawa yang dibuat-buat dengan suara aneh dan ekspresi berlebihan. Tawanya itu malah ngebikin kita yang ngeliat jadi pengen ketawa juga. Bikin kita ngerasa lucu dan bahkan tertular perasaan riang.
Sejauh ini 2 hal itu yang ngebikin saya bisa bilang seorang cowok keliatan so sexy. Dua hal itu tuh yang bisa bikin saya menyebut cowok sebagai makhluk yang seksi.
Kalo menurut kamu?"

Oke, ini mungkin jawaban yang jauh dari pertanyaan yang dilontarkan teman saya. Apa yang ngebuat saya tergila-gila sama seorang lelaki dan saya menjawab tangan juga ketawanya? Well, jawaban saya sebenarnya adalah, keseksian dari seorang lelaki, membuat saya tertarik dengan mereka, dan itu bisa jadi awal yang cukup membuat saya tergila-gila sama seorang lelaki. Kalo kamu? Apa yang bikin kamu tergila-gila? Saya? #eh? #dikeplakinmassa

Wednesday, February 1, 2012

Someone Like You..

Posted by Miss A at 6:44 PM 3 comments
Gimana rasanya putus dari kekasih tercinta, masih memendam perasaan yang mendalam buatnya tapi kemudian sang kekasih muncul dengan wanita atau lelaki barunya? Atau bahkan malah tiba-tiba muncul dengan kabar bahwa ia akan menikah dengan pacar barunya? Well well, saya sudah mengalaminya. Rasanya? Jangan tanya, saya mohon. You don't wanna feel it. You don't even wanna hear about it, you won't see him with the new girl, you'll hurt as much as you can. The pain is eating your heart. It'll decrease your confidence, till the end. All you wanna do is, maybe, die.
Oh, such a drama, A! But yes, drama queen, that's me. That's me. I feel drama in life, more than you. But hey, here I am, still alive. I didn't kill myself, no. I get hurt, but i just keep it all by myself. I laughing all the time, while in the same time, i hide my heart. I laugh, but inside my heart, i cry, yes, i do cry. A lot. It is so hurt. I loved him so much. So much.
I've loved you for two years, I'd do everything. We're get through all the good and bad, why did you have to leave me? Why did you keep hurting me? Why it is so easy for you to fall for someone else? I wish i could burn you. In other hands, i want you back, feel your warm hug, taste your kiss, listen to your every words and voices.
I'd hoped you'd see my face and that you'd be reminded that for me, it isn't over.

***


Ah well, it's over anyway. You, with your girl. Me, with my man, now. There's nothing I can do but wishing the best for each of us, yes?
Adele mungkin merasakan hal yang lebih pedih dari yang saya rasakan. But she did it good. She have her heart broken, write a song about it, and sold it for million copy. And I don't know why, everytime i hear this song, it kills. Her voice, her expression. I can even feel the tears on every words. Sad song. Please enjoy, this is her singing Someone Like You, live at the Royal Albert Hall. Beautiful. So beautiful. Let's hope, si cantik ini bakal segera menggelar konsernya di Indonesia ya :)

 

My Friday Night.. Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review